Jakarta – Pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Pragib) genap satu tahun. Pada periode awal kepemimpinan ini, pemerintah menegaskan fokus mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan merata menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Ekonom Great Institute sekaligus Guru Besar FEB Universitas YARSI, Prof. Dr. Perdana Wahyu mengatakan dari sisi neraca perdagangan, dalam setahun ini hingga September mampu tumbuh cukup luar biasa, yaitu sekitar 45,8% dari Januari-September 2025.
“Yang luar biasa, penurunan angka pengangguran hingga 4,76% per Februari 2025, mungkin sekarang akan turun lagi, karena di sini MBG sudah berjalan, lalu Program Magang juga sudah dilaksanakan,” katanya saat menjadi narasumber di salah satu stasiun TV swasta, di Jakarta, Jumat (17/10) malam.
Menurutnya langkah yang paling signifikan dari Presiden Prabowo adalah mengganti menteri keuangan. Karena di situ muncul berbagai macam optimisme baru, dari mulai masalah perpajakan, bea cukai, likuiditas yang baru saja dilaksanakan, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
“Inilah yang sesuai sekali dengan topik kita malam ini, Optimisme. Purbaya inilah yang membawa optimisme dalam perekonomian.Ini yang saya lihat, secara nyata optimisme sudah terbangun,” jelasnya.
Sementara dalam hal hubungan luar negeri, Guru Besar UKI sekaligus Pakar Hubungan Internasional, Prof. Angel Damayanti., Ph.D mengungkapkan bahwa salah satu bentuk diplomasi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo adalah diplomasi ekonomi.
“Kunjungan ke sejumlah negara di awal beliau menjabat ternyata menghasilkan dampak positif buat Indonesia, karena kita bisa mendapatkan kurang lebih 380 Triliun investasi dari negara-negara yang memang berjanji akan memberikan kepada pemerintah Indonesia,” ujar Angel.
Angel menilai bahwa ini bentuk komitmen Indonesia yang benar-benar dinyatakan sejak lama sebenarnya, tapi kemudian ditekankan kembali oleh Presiden Prabowo di Sidang Mejalis Umum PBB, dan beberapa hari lalu di KTT Perdamaian di Gaza.
“Ini jadi bukti bahwa kita memang tidak pernah mundur, dari dukungan kita terhadap perdamaian di Israel dan Palestina, dan komitmen untuk terus menjaga perdamaian internasional,” tuturnya.
Yang perlu dicatat adalah ketika Presiden Prabowo pidato kurang lebih 20 menit di Sidang Majelis Umum PBB tanpa teks, dengan semangat yang menyala-nyala itu membangun optimisme yang luar biasa.
“Komentar masyarakat banyak memuji, bahkan presiden luar negeri ikut memuji Presiden Prabowo,” ucapnya.
Narasumber lain adalah Ekonom Senior, Drajad Wibowo yang menyampaikan bahwa Program swasembada pangan di era Presiden Prabowo mempermudah akses petani terhadap pupuk bersubsidi setelah aturan-aturan yang berbelit disederhanakan agar penyalurannya lebih cepat dan tepat sasaran.
“Langkah deregulasi inilah yang membuat petani lebih mudah memperoleh pupuk bersubsidi untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah telah memberi perhatian besar terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan, dengan 15 juta nasabah perempuan mendapatkan akses pembiayaan untuk membuka dan mengembangkan usaha.
“Kebijakan ini juga mendorong tumbuhnya wirausaha perempuan di berbagai daerah dan memperkuat struktur ekonomi keluarga di tingkat akar rumput,” tutur Drajad.
Sementara pada Program Makan Bergizi Gratis terbukti mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat, terutama di sektor pangan dan UMKM. Permintaan bahan pangan seperti telur meningkat pesat, dan pemerintah merespons dengan membentuk kelompok usaha desa yang beternak ayam petelur.
“Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas makroekonomi sambil terus menggerakkan ekonomi rakyat melalui sinergi program swasembada pangan, MBG, dan Koperasi Desa Merah Putih sebagai motor penghidupan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. [*]
Leave a Reply