Oleh: Dhita Karuniawati)*
Menyambut Lebaran dan libur panjang adalah momen yang sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia. Selain menjadi ajang berkumpul dengan keluarga, Lebaran juga memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi, terutama dalam aspek pangan. Ketersediaan pangan yang cukup dan harga yang stabil menjadi salah satu faktor yang sangat diperhatikan, karena lonjakan permintaan selama periode ini seringkali berisiko menyebabkan kelangkaan dan inflasi harga bahan pokok. Untuk itu, pemerintah Indonesia terus berupaya menjaga stabilitas stok pangan agar masyarakat dapat merayakan lebaran dan liburan dengan tenang, tanpa ada kekhawatiran terhadap ketersediaan pangan. Pemerintah menjalankan berbagai langkah strategis, mulai dari memastikan pasokan yang cukup hingga mengendalikan harga agar tidak membebani daya beli masyarakat.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, serta Badan Ketahanan Pangan, selalu memantau pasokan pangan di pasar-pasar. Pemantauan ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum Lebaran untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan atau lonjakan harga bahan pangan. Melalui pemantauan yang intensif, pemerintah dapat memastikan bahwa bahan pangan penting seperti beras, daging, minyak goreng, gula, dan sayuran tersedia dengan jumlah yang cukup.
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar pasokan pangan tetap mencukupi, sementara harga beras dan gabah di tingkat petani maupun konsumen tetap stabil. Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 19 Tahun 2025, yang menunjuk Perum Bulog sebagai pengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan bahwa peran Bulog sangat krusial dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Pemerintah telah memberikan anggaran Rp16,6 triliun dari APBN dalam bentuk investasi ke Bulog untuk membeli beras/gabah dari petani dalam negeri pada tingkat harga yang telah ditetapkan sekaligus untuk menjaga cadangan beras pemerintah.
Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa dana investasi tersebut harus dikelola dengan tepat, profesional, dan bebas korupsi. Tujuannya adalah untuk menjamin kesejahteraan petani serta menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan nasional.
Sri Mulyani mengatakan pihaknya memastikan bahwa petani mendapatkan harga yang layak untuk hasil panen mereka, sementara konsumen tetap dapat mengakses beras dengan harga terjangkau.
Dengan penunjukan Bulog sebagai pengelola CBP, pemerintah berharap dapat memastikan stabilitas pasokan beras nasional, terutama menjelang momen penting seperti Idul Fitri. Bulog akan bertugas membeli beras dan gabah langsung dari petani dengan harga yang telah ditetapkan, sekaligus menjaga cadangan beras pemerintah untuk antisipasi kebutuhan mendesak.
Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga stabilitas harga beras di pasar. Selain itu, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sinergi antara berbagai pihak terkait.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) juga memastikan kondisi ketersediaan pangan dalam kondisi aman dan mencukupi menjelang hari raya atau lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah. Pemerintah terus melakukan berbagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, sehingga masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan nyaman.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa saat ini stok pangan pokok strategis dalam kondisi cukup. Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Perum Bulog per tanggal 3 Maret 2025 berkisar di angka 1,9 juta ton dengan alokasi 150 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang akan disalurkan sepanjang bulan Ramadan untuk menjaga kestabilan harga.
Sementara itu, Operasi Pasar Pangan Murah di 4.588 titik di seluruh wilayah Indonesia terus dilakukan pemerintah guna memastikan akses pangan murah bagi masyarakat. Berikut realisasi penjualan Operasi Pasar Pangan Murah yaitu beras medium 60.906 kg, Minyakkita 76.096 liter, gula konsumsi 137.428 kg, bawang putih 1.079 kg, daging kerbau beku 5.101 kg, telur ayam ras 5.213 kg, daging ayam ras 2.994 kg, bawang merah 457,5 kg, dan cabai rawit merah 27,5 kg.
Adapun untuk memperkuat ketahanan pangan, panen raya padi pada Maret-April 2025 akan berlangsung di berbagai daerah. Proyeksi produksi beras nasional pada periode Januari – April 2025 menunjukan surplus sebesar 3,59 juta ton, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Upaya lain yang dilakukan ialah identifikasi stok dan kebutuhan pangan setiap daerah, Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), mendorong subsidi harga pangan oleh APBD provinsi dan kabupaten/kota, serta pengawasan harga pangan secara intensif.
Menjaga stabilitas stok pangan menjelang Lebaran dan liburan panjang merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Namun, melalui berbagai kebijakan dan langkah strategis, seperti pemantauan pasokan, pengelolaan cadangan pangan, operasi pasar, peningkatan infrastruktur logistik, serta koordinasi antara berbagai pihak, pemerintah berusaha menjaga ketahanan pangan nasional.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat merayakan Lebaran dan liburan dengan aman dan nyaman, tanpa harus khawatir akan kelangkaan atau kenaikan harga bahan pangan. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak melakukan panic buying, serta memanfaatkan Gerakan Pangan Murah yang telah disediakan di berbagai lokasi. Pemerintah akan terus mengawal distribusi dan ketersediaan pangan agar lebaran Idul Fitri 2025 dapat dirayakan dengan penuh suka cita. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan stabilitas pangan di Indonesia tetap terjaga dengan baik.
*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia
Leave a Reply