Oleh : Ivan Hertanto )*
Demokrasi di Indonesia bukan hanya sekadar sistem pemerintahan, tetapi juga fondasi kehidupan berbangsa yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Dalam perjalanan panjang sejarah negeri ini, kita menyaksikan bagaimana demokrasi mengalami pasang surut, namun selalu menemukan jalan untuk tumbuh dan semakin matang. Di tengah dinamika politik dan sosial yang sering kali memanas, satu hal yang tak bisa dipisahkan adalah sinergi antara masyarakat dengan aparat keamanan, khususnya TNI dan Polri, dalam memastikan demokrasi tetap berjalan damai. Demokrasi tanpa keamanan hanya akan melahirkan kekacauan, sementara keamanan tanpa demokrasi akan menciptakan ketakutan. Karena itulah, kerja sama erat antara masyarakat dengan TNI-Polri menjadi kunci utama bagi terciptanya demokrasi yang sehat, beradab, dan bermartabat.
Keterlibatan masyarakat dalam menjaga suasana kondusif bukan sekadar hadir di bilik suara saat pemilu atau pilkada, tetapi juga dengan menolak segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah bangsa. Kesadaran ini kian terlihat dalam setiap momentum politik belakangan ini. Masyarakat semakin cerdas dalam memilah informasi, terutama di era digital ketika berita bohong dan ujaran kebencian mudah menyebar. TNI-Polri di sisi lain hadir dengan penuh tanggung jawab, tidak hanya sebagai aparat penegak hukum dan penjaga kedaulatan, tetapi juga sebagai sahabat rakyat yang memberikan rasa aman. Kolaborasi ini menciptakan atmosfer bahwa demokrasi Indonesia adalah pesta rakyat yang menggembirakan, bukan ajang konflik yang menakutkan.
Koordinator Aliansi Solidaritas Rakyat Indonesia (ASRI) dan Komite Nasional Perempuan Indonesia (KNPRI), Fikri mengatakan Sinergi TNI-Polri bersama masyarakat menjadi kunci menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Aksi demonstrasi diimbau berjalan damai, tertib, dan beretika agar demokrasi Indonesia tetap sehat tanpa terjerumus pada anarkisme maupun provokasi. Fikri menambahkan demokrasi akan semakin kokoh bila aspirasi disampaikan secara beradab. Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo Subianto mampu menghadirkan solusi konkret demi stabilitas sosial.
TNI-Polri secara konsisten menegaskan sikap netralitasnya dalam setiap proses demokrasi. Netralitas ini penting agar masyarakat percaya bahwa suara mereka benar-benar dihargai dan dilindungi. Tidak ada intimidasi, tidak ada intervensi, yang ada justru pengamanan untuk memastikan setiap warga negara dapat menggunakan hak pilihnya dengan bebas. Kepercayaan publik terhadap TNI-Polri pun semakin meningkat karena mereka terbukti tidak berpihak, melainkan berdiri di tengah sebagai penjaga stabilitas. Keadaan ini semakin menegaskan bahwa demokrasi Indonesia semakin dewasa, dan aparat keamanan pun semakin memahami posisinya sebagai pengayom, bukan penguasa.
Selain menjaga keamanan di lapangan, TNI-Polri juga aktif melakukan pendekatan humanis kepada masyarakat. Dialog terbuka, sosialisasi keamanan, hingga kegiatan bersama masyarakat di tingkat desa maupun kota menjadi strategi yang efektif. Hal ini membangun ikatan emosional antara rakyat dengan aparat keamanan, sehingga ketika ada potensi gangguan, masyarakat tidak ragu untuk bekerja sama memberikan informasi. Keterbukaan komunikasi inilah yang menciptakan rasa percaya, bahwa aparat tidak semata-mata hadir dengan kekuatan, melainkan dengan niat tulus menjaga harmoni bersama.
Sementara itu, Kabid Propam Polda Kalimantan Selatan (Kalsel), Kombes Pol Hery Purnomo menyatakan TNI-Polri solid menjaga situasi kondusif untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat. Menyikapi dinamika situasi nasional yang terjadi beberapa waktu belakangan ini, Hery mengakui perlunya saling menjaga hubungan yang harmonis antar satu sama lain agar dapat mencegah potensi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Disisi lain, peran media juga sangat penting dalam mendukung narasi positif ini. Ketika media menyoroti sisi damai dari pelaksanaan demokrasi dan menampilkan citra sinergi TNI-Polri bersama masyarakat, maka pesan yang sampai ke publik adalah bahwa bangsa ini mampu menghadapi perbedaan dengan kepala dingin. Narasi damai harus lebih keras bergema dibanding narasi provokasi. Dalam hal ini, masyarakat menjadi filter utama, tidak memberikan ruang bagi berita palsu, dan lebih mengutamakan persatuan. Sinergi masyarakat, TNI-Polri, serta media menjadi pilar yang saling melengkapi demi menjaga demokrasi yang sehat.
Ke depan, tantangan demokrasi Indonesia akan semakin besar, terutama dengan perkembangan teknologi, geopolitik, dan dinamika sosial yang semakin kompleks. Namun, dengan pengalaman yang sudah dilalui, bangsa ini semakin siap untuk menjawab tantangan tersebut. TNI-Polri sebagai garda terdepan dalam keamanan, bersama masyarakat yang kian matang berdemokrasi, akan terus menjadi benteng kokoh yang memastikan proses politik berjalan lancar. Persatuan dan kedewasaan inilah yang menjadi modal utama bagi Indonesia untuk terus tumbuh sebagai negara demokratis yang disegani dunia.
Akhirnya, kita harus memahami bahwa demokrasi bukan tujuan akhir, melainkan sebuah proses yang harus terus dijaga, dipelihara, dan diperkuat. Dalam proses itu, masyarakat, TNI, dan Polri adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Sinergi keduanya memastikan bahwa demokrasi di Indonesia bukan hanya hidup, tetapi juga berdenyut dengan damai, penuh kebersamaan, dan mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya. Dengan semangat persatuan, demokrasi Indonesia akan terus tumbuh menjadi teladan, bukan hanya di kawasan, tetapi juga di dunia internasional.
)* Penulis adalah pengamat pertahanan
Leave a Reply