Oleh : Loa Murib
Sinergitas keamanan di Papua merupakan kunci strategis dalam menjaga perdamaian daerah sekaligus memperkokoh persatuan nasional. Papua sebagai wilayah dengan karakter geografis, sosial, dan budaya yang khas membutuhkan pendekatan keamanan yang komprehensif dan kolaboratif. Stabilitas tidak dapat dibangun hanya melalui kehadiran aparat, tetapi harus ditopang oleh kerja sama erat antara negara, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dalam konteks tersebut, sinergitas lintas sektor menjadi fondasi utama agar Papua tetap kondusif dan berkontribusi positif bagi ketahanan nasional.
Kunjungan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komjen Pol. Dedi Prasetyo, ke Papua menegaskan pentingnya kolaborasi sebagai pendekatan utama dalam menjaga keamanan. Dalam agenda Apel Mitra Kamtibmas Presisi di Mapolda Papua, Komjen Pol. Dedi Prasetyo memberikan apresiasi terhadap sinergi yang terbangun antara Polda Papua dan Pemerintah Provinsi Papua. Kehadiran Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, dalam kegiatan tersebut mencerminkan kuatnya komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya keamanan yang partisipatif dan inklusif. Sinergi ini dipandang sebagai contoh konkret bahwa keamanan yang berkelanjutan lahir dari keterlibatan bersama seluruh elemen daerah.
Komjen Pol. Dedi Prasetyo menekankan bahwa keamanan tidak hanya bergantung pada kinerja institusi kepolisian, melainkan juga pada peran aktif masyarakat sebagai mitra strategis. Pelibatan kelompok tani, nelayan, komunitas ojek, tokoh adat, dan berbagai elemen sosial lainnya dinilai sebagai langkah efektif dalam membangun jaringan keamanan sosial. Masyarakat tidak hanya menjadi objek pengamanan, tetapi juga subjek yang berperan sebagai agen perubahan dalam menumbuhkan budaya disiplin, kepatuhan hukum, dan kepedulian terhadap lingkungan sosial di Papua.
Pendekatan sinergis tersebut menjadi semakin relevan di tengah dinamika global yang terus berkembang. Komjen Pol. Dedi Prasetyo juga mengingatkan bahwa konflik antarnegara, ancaman terorisme, perang dagang, serta dampak perubahan iklim dapat memengaruhi stabilitas keamanan nasional dan regional. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, aparat keamanan bersama masyarakat dituntut untuk lebih adaptif dan responsif. Sinergitas yang terbangun di Papua menjadi modal penting dalam menghadapi berbagai potensi gangguan keamanan secara dini dan terukur.
Dari sisi kebijakan nasional, perhatian terhadap Papua juga tercermin melalui arahan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Djamari Chaniago. Dalam kunjungannya ke Polda Papua, Djamari Chaniago menegaskan bahwa TNI dan Polri merupakan ujung tombak negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban. Menurutnya, soliditas dan kekompakan kedua institusi tersebut menjadi prasyarat utama agar masyarakat Papua benar-benar merasakan kehadiran negara melalui keamanan yang stabil, pelayanan publik yang berjalan baik, serta kesempatan pembangunan yang adil dan merata.
Djamari Chaniago menilai bahwa tanpa sinergi yang kuat antara TNI dan Polri, upaya menciptakan rasa aman di wilayah Papua, khususnya di daerah rawan konflik, akan menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, pendekatan keamanan yang humanis perlu terus dikedepankan. Pendekatan ini diyakini mampu membangun kepercayaan masyarakat terhadap aparat, sehingga kehadiran negara dipandang sebagai pelindung dan mitra, bukan sebagai ancaman. Kepercayaan publik menjadi fondasi penting dalam menjaga stabilitas jangka panjang di Papua.
Komitmen sinergitas juga terlihat di tingkat daerah, salah satunya di Provinsi Papua Tengah. Pemerintah Provinsi Papua Tengah secara tegas menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Operasi Terpusat Lilin Noken 2025 menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Dalam rapat koordinasi lintas sektoral di Nabire, Plt Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Papua Tengah, Jarius Asgimbaw, yang mewakili Gubernur Papua Tengah, menekankan bahwa stabilitas keamanan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi solid antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan.
Jarius Asgimbaw menjelaskan bahwa momen akhir tahun selalu diiringi dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi. Kondisi tersebut menuntut kesiapsiagaan aparat dan pemerintah daerah agar masyarakat dapat menjalankan aktivitas dan perayaan keagamaan dengan rasa aman dan nyaman. Pemerintah Provinsi Papua Tengah telah menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk memberikan dukungan maksimal, baik dalam bentuk sumber daya maupun penguatan koordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Pelaksanaan Operasi Lilin Noken 2025 juga mencerminkan pendekatan pengamanan yang profesional, responsif, dan berbasis kearifan lokal. Langkah-langkah strategis seperti pengamanan rumah ibadah, pengaturan lalu lintas, serta antisipasi potensi kerawanan di pusat-pusat keramaian dirancang melalui koordinasi lintas sektor. Keterlibatan unsur Forkopimda, instansi vertikal, tokoh pemuda, dan insan pers memperkuat ekosistem keamanan yang partisipatif dan transparan.
Pada akhirnya, sinergitas keamanan di Papua memiliki makna strategis bagi persatuan nasional. Keamanan yang terjaga menjadi prasyarat bagi percepatan pembangunan, peningkatan kesejahteraan, dan penguatan rasa keadilan sosial. Ketika masyarakat Papua merasa aman dan dilibatkan, kepercayaan terhadap negara akan semakin kuat. Sinergi antara aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat bukan sekadar agenda sektoral, melainkan wujud nyata komitmen bersama dalam menjaga Papua sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju Indonesia Maju dan Indonesia Emas 2045.
*Penulis adalah Mahasiswa Papua di Jawa Timur












Leave a Reply