Indonesia Menuju Negara Maju dengan Danantara dan Bank Emas

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan miliarder Amerika Serikat, Raymond Thomas Dalio, untuk membahas pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Dalam pertemuan tersebut, Dalio menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju.

“Indonesia memiliki tingkat utang yang rendah serta modal yang dapat diinvestasikan untuk menciptakan titik lepas landas bagi ekonominya,” kata Dalio di Istana Kepresidenan Jakarta.

Ia menilai BPI Danantara, yang akan mengelola aset BUMN hingga Rp14.000 triliun, bisa menjadi salah satu kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Ketika modal besar ini terbentuk, perekonomian bisa berkembang pesat, seperti yang terjadi di banyak negara lain,” jelas Dalio.

Dalio juga mengingatkan adanya tantangan yang harus dihadapi, seperti birokrasi, kesulitan mendirikan usaha, tingkat kewirausahaan yang rendah, pembentukan permodalan, dan korupsi. Meski begitu, ia yakin Presiden Prabowo mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Selain BPI Danantara, pemerintah juga meluncurkan Bank Emas sebagai bagian dari strategi ekonomi untuk memperkuat daya saing dan stabilitas keuangan nasional. Ekonom Senior Indef, Tauhid Ahmad, menyatakan bahwa Danantara dapat menjadi akselerator dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Danantara bisa menjadi pendorong transformasi ekonomi. Oleh karena itu, harus segera dimulai,” ujarnya.

Melalui konsolidasi BUMN seperti Pertamina, PLN, Telkom, dan perbankan nasional, Danantara diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset negara. Sementara itu, Bank Emas menjadi langkah revolusioner dalam sistem keuangan.

Anggota Komisi XI DPR, Anies Biarwati, menilai bank ini sebagai tonggak baru bagi investasi emas di dalam negeri. Selain itu, Bank Emas juga menjadi langkah revolusioner dalam sistem keuangan Indonesia.

“Bank Emas akan mengubah cara pandang kita terhadap emas, dari sekadar barang investasi menjadi aset keuangan yang lebih produktif,” ujar Anies dalam wawancara dengan Pro3 RRI.

Ia menjelaskan bahwa Bank Emas akan menyediakan layanan penyimpanan, pembiayaan, perdagangan, serta penitipan emas bagi masyarakat dan industri. Selain itu, keberadaan Bank Emas juga diperkirakan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap emas impor.

“Di Amerika dan India, bank sentral mereka telah menjadi pusat penyimpanan emas nasional. Konsep serupa sedang dikaji lebih lanjut untuk diterapkan di Indonesia,” pungkas Anies.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *